Guru sebagai pendidik perlu memiliki keterampilan coaching, sehingga dapat mengarahkan anak didik untuk menemukan potensi diri dan sekaligus mengembangkannya. Dalam proses coaching, anak didik diberikan kebebasan, guru sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan yang positif. Diharapkan melalui coaching guru dapat membantu anak didik mencapai tujuan dan kemerdekaan belajar. Selain itu Guru membantu peserta untuk belajar dan bertumbuh. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengajukan pertanyaan. Tentu saja bukan sembarang pertanyaan. Namun pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu kesadaran diri dan memprovokasi tindakan kreatif, menciptakan suasana nyaman dan rasa percaya untuk memberikan kebebasan dan kemerdekaan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk menjadi murid kuat secara kodrati, dengan demikian diharapkan guru dapat menuntun peserta didik untuk menemukan solusi di setiap permasalahan dan meraih prestasi terbaik dengan kekuatan yang dimilikinya.
C. Konektivitas Coaching dengan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Sosial Emosional.
Guru harus kreatif agar anak didik bisa dibimbing dan diarahkan sesuai konsep merdeka belajar. Konsep merdeka belajar tidak lagi dibatasi oleh kurikulum, tetapi anak didik dan guru harus kreatif, untuk menggapai pengetahuan dan berlatih mandiri. Salah satunya adalah dengan proses pemetaan dan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Pemetaan sendiri dapat dilaksanakan melalui coaching untuk anak tingkat SMP sampai SMA. Untuk anak usia dini dan SD biasa dilakukan melalui pengamatan/ observasi. dan juga bercaka cakap/ wawancara
Proses coaching sendiri dapat melatih anak untuk mengendalikan sikap sosial emosional yang ada pada dirinya, dimana anak diajak untuk merefleksikan diri sendiri dalam memahami potensi yang dimiliki dan solusi untuk mengembangkannya. Coaching dapat melatih emosi sabar dan peduli pada anak didik. Keterampilan Sosial Emosional dapat diberikan juga terintegrasi dengan pembelajaran di sekolah melalui teknik teknik yang sesuai dengan karakteristik anak didik Selain Keterampilan berperan sebagai coach guru perlu mengenal dan memahami apa itu Konseling, dan mentoring. Terdapat perbedaan antara ketiganya sebagai berikut
1. Coaching: Coach Mendorong Coachee untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan memaksimalkan potensinya.
2. Konseling: Konselor membantu konseli memecahkan masalahnya. artinya guru dapat membantu anak didik memecahkan masalahnya.
3. Mentoring: Mentor membagikan pengalamannya untuk membantu mentee mengembangkan dirinya. Artinya guru dapat membagikan pengalamannya dalam membantu anak didik mengembangkan dirinya.
Beberapa keterampilan dasar Coaching yang dapat dimiliki oleh guru
a.Keterampilan membangun dasar proses coaching
b.Keterampilan membangun hubungan baik
c.Keterampilan berkomunikasi
d.Keterampilan memfasilitasi pembelajaran.
D. Coaching Model TIRTA
Salah satu model coaching yang dapat diterapkan dalam adalah Model TIRTA
T= Tujuan , dalam hal ini adalah tujuan dari pelaksanaan coaching yang diinginkan. Dapat menggunakan kalimat tanya antara lain sebagai berikut
- Apa yang ingin dihasilkan dari diskusi kali ini?
- Fokus tujuan kita hari ini adalah? dan sebagainya
I = Identifikasi, Upaya untuk mencari sumber permasalahan dengan pertanyaan pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi potensi coachee, menggunakan pertanyaan terbuka.
R = Rencana Aksi, coach menggali solusi yang dapat ditemukan coachee dengan pertanyaan pertanyaan mengenai rencana aksi dalam menyelasaikan permasalahannya
TA = Tanggungjawab, merupakan implementasi dan komitmen yang dapat dilakukan oleh coachee setelah menemukan rencana aksinya. Coach dapat memberikan pertanyaan pertanyaan dan umpan balik mengenai komitmen coachee dalam menjalankan rencananya.
E. Kunci Utama dari keberhasilan Coaching
1. Komunikasi Asertif: adalah kemampuan untuk menyampaikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain tanpa bermaksud menyerang orang lain
2. Pendengar Aktif: mendengarkan aktif berarti mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap apa yang dikatakan oleh pembicara atau lawan bicara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan saling pengertian dan memungkinkan orang untuk menarik informasi yang tidak diungkapkan secara eksplisit melalui ucapan. Ini dilakukan dengan mengamati dan mengajukan pertanyaan secara memadai.
3. Bertanya Efektif: adalah pertanyaan yang memungkinkan seluruh kompetensi matematis dapat dievaluasi, tidak saja kemampuan mengingat, tetapi juga aspek komunikasi, keterampilan memecahkan masalah, aspek afektif-matematis (terampil, tekun, teliti/cermat, kreatif).
4. Umpan Balik Positif adalah umpan balik untuk memperkuat, yang dapat memotivasi semua orang untuk tetap melakukan hal baik yang mereka kerjakan dengan bersemangat, bertekad .untuk berhasil.
1.Melalui Coaching saya sebagai guru dapat membantu anak didik memperoleh kemerdekaan dalam belajar di sekolah dengan pembelajaran yang berpusat pada anak didik serta memotivasi anak didik dengan pertanyaan pertanyaan reflektif sesuai usia anak didik
2. Melalui coaching pula saya dapat membantu rekan sejawat untuk lebih berdaya dan memotivasinya untuk menemukan solusi tebaik dalam setiap permasalahan yang ditemuinya khususnya terkait kinerja dan pembelajaran di sekolah
3. Melalui proses coaching ini membantu saya untuk menemukan bakat minat dan gaya belajar anak sehingga dapat menuntun segala kodrat anak didik untuk memperbaiki lakunya
4. Melalui Coaching saya sebagai guru dapat mengarahkan anak didik untuk tetap berada di arah yang benar dan menggali potensi anak didik.
SALAM GURU PENGGERAK